Memilih grade stainless steel yang tepat melibatkan empat kualitas dalam urutan sebagai berikut:
- Korosi atau Tahan Panas alasan utama untuk menentukan grade stainless. Perlu mengetahui sifat lingkungan dan tingkat korosi atau tahan panas yang diperlukan. Korosi, tahan panas dan sifat mekanik semua dipengaruhi oleh komposisi kimia dari stainless steel. Komposisi baja bervariasi, begitu pula sifat-sifatnya.
- Sifat mekanik (Mechanical Properties), terutama kekuatan pada suhu ruangan, suhu tinggi atau rendah. Kombinasi ketahanan korosi dan kekuatan merupakan dasar untuk seleksi.
- Operasi fabrikasi dan bagaimana produk akan dibuat (misalnya, penempaan, machining, membentuk, pengelasan, stamping, roll,dll)
- Total Biaya, termasuk material dan biaya produksi dan mempertimbangkan penghematan kumulatif produk bebas perawatan dengan umur panjang.
Perbedaan antara 304 vs 316, yang mana pilihan terbaik?
Secara umum, stainless steel 304 dan stainless steel 316 terlihat sangat mirip. Keduanya non-magnetik, austenitic, dan non-hardenable melalui perlakuan panas. Masing-masing stainless steel tahan korosi, cukup tahan lama, dan mudah dibentuk dan dibuat. Lalu dimana letak perbedaannya?
Sebelum membahas perbedaan antara Stainless steel 304 dan 316 pertama-tama kita harus memahami apa yang dimaksud dengan stainless steel. Stainless steel adalah baja engineering tahan karat dengan karakteristik kuat dan mudah dibentuk. Stainless steel dibuat menggunakan kromium dengan jumlah minimum Kromium (Cr) yang digunakan 10,5%.
Kromium berguna untuk meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida kromium (Cr2O3) dan meningkatkan ketahanan scaling, kekuatan tarik dan ketahanan aus.
Unsur-unsur paduan utama dari stainless steel meliputi:
Penambahan di atas 2% menghasilkan kekuatan dan kekuatan tarik (seperti dalam grade 201). Penting sebagai pengganti sebagian dari nikel dalam grade 201.
Menstabilkan struktur austenitic.
Ketika 1% atau lebih, meningkatkan ketahanan terhadap asam sulfat yang kuat tapi menawarkan sedikit perbaikan untuk pengenceran dan tidak menguntungkan dalam pelayanan asam-nitrat.
* Catatan: Daktilitas menurun saat kandungan silikon meningkat.
Tips Dan Trik Terkait:
Komposisi unsur-unsur paduan utama dari stainless steel seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini:
Unsur-unsur paduan utama dari stainless steel meliputi:
- Nikel (Ni) bertujuan untuk menstabilkan struktur austenitic, meningkatkan ketahanan korosi tegangan (resistance to stress-corrosion cracking) dalam media pengkorosi netral atau lemah. Disamping meningkatkan keuletan dan kemampuan bentuk logam, nikel juga membuat stainless steel terlihat lebih mengkilap (kinclong).
- Mangan (Mn), meningkatkan sifat kerja-panas.
Penambahan di atas 2% menghasilkan kekuatan dan kekuatan tarik (seperti dalam grade 201). Penting sebagai pengganti sebagian dari nikel dalam grade 201.
Menstabilkan struktur austenitic.
- Penambahan unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperature tinggi.
- Silicon (Si), meningkatkan skala perlawanan dengan membentuk skala awal ketat yang akan menahan perubahan suhu siklik; juga sedikit meningkatkan kekuatan tarik dan kekerasan.
Ketika 1% atau lebih, meningkatkan ketahanan terhadap asam sulfat yang kuat tapi menawarkan sedikit perbaikan untuk pengenceran dan tidak menguntungkan dalam pelayanan asam-nitrat.
* Catatan: Daktilitas menurun saat kandungan silikon meningkat.
- Penambahan unsur penstabil karbida Titanium (Ti) atau niobium bertujuan untuk menekan korosi batas butir pada material yang mengalami proses sensitasi.
Tips Dan Trik Terkait:
- Cara Pengujian Kadar Emas
- Daftar Berat Jenis Steel dan Non Ferrous Metal
- Cara Membaca Sistem Penomoran Standar Baja
- Jenis-jenis Aluminum dan Aplikasinya
- Jenis-Jenis Bronze dan Aplikasinya
- Cara Menentukan Kekerasan Baja
- Cara Menghilangkan Baret Dipermukaan Stainless Steel
Komposisi unsur-unsur paduan utama dari stainless steel seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel Perbandingan Chemical Composition 304 VS 316 Stainless steel
Chemical Composition 304 | Chemical Composition 316 | |||
Carbon | 0.080 | Carbon | 0.080 | |
Manganese | 2.000 | Manganese | 2.000 | |
Phosphorus | 0.045 | Phosphorus | 0.045 | |
Sulfur | 0.030 | Sulfur | 0.030 | |
Silicon | 0.750 | Silicon | 0.750 | |
Chromium | 18.000 | Chromium | 16.000 | |
Nickel | 8.000 | Nickel | 10.000 | |
Nitrogen | 0.100 | Nitrogen | 0.100 | |
Iron |
Bal.
|
Iron |
Bal.
|
|
Molybdenum | - | Molybdenum | 2.000 |
Dari tabel tampak bahwa, perbedaan utama dalam struktur stainless steel 304 dan stainless steel 316 adalah penambahan molibdenum (Mo) ke stainless steel 316. Stainless 316 mengandung molybdenum 2-3 persen, sedangkan stainless 304 tidak ada kandungan unsur molibdenum nya. Kandungan Molybdenum meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan panas sehingga ideal untuk lingkungan yang lebih asam serta tahan terhadap suhu tinggi.
Stainless 316, dengan penambahan molibdenum, juga jauh lebih tahan terhadap lingkungan korosif dibandingkan dengan stainless 304. Stainless 316 lebih cocok untuk lingkungan air laut dan aplikasi di laut. Karena ketahanan yang lebih besar untuk oksidasi, melindungi dari korosi yang disebabkan oleh sulfur, belerang, klorida, asam cuka, asam formiat, dan asam tartarat, juga terhadap asam sulfat dan klorida alkali.
Penggunaan umum dari stainless steel tipe 316 adalah pada pembuatan dari pembuangan panas ganda, komponen tungku peleburan, komponen penukar panas, komponen mesin jet, peralatan farmasi dan fotografi, katup, pentil, keran, tabung, komponen pompa, peralatan pemrosesan zat kimia, tangki, evaporator, juga termasuk peralatan pemrosesan kain, kertas dan bubur kayu serta berbagai macam komponen yang terkena air pada lingkungan laut.
Stainless steel grade 316L adalah versi rendah karbon dari tipe 316. Karbon rendah yang terkandung didalam tipe 316L meminimalkan pengendapan karbit yang merusak sebagai hasil dari proses pengelasan. Sehingga tipe 316L digunakan ketika dibutuhkan pengelasan yang memerlukan ketahanan korosi maksimal.
Sesuai dengan urutan grade stainless non magnetik (tidak menempel magnet) stainless 316 > 304 > 201. Artinya grade 316 paling tidak menempel pada magnet dibanding dengan dua grade lainnya. Namun, stainless 304 yang di potong atau dibentuk, bisa menjadi sedikit magnetis. Tapi bukan berarti itu grade jelek. Asumsi di masyarakat bahwa stainless yang nempel magnet adalah stainless jelek sering digunakan oleh supplier nakal untuk menipu konsumen. Sering kali ketika membeli stainless 304, anda diberi grade 201 yang tidak magnetis. Padahal harga stainless 201 jauh lebih murah karena mengandung nickel lebih sedikit. Anda bisa mencoba menempelkan magnet ke baut yang terbuat dari grade 304, pasti akan terasa sedikit magnetis.
Stainless 316, dengan penambahan molibdenum, juga jauh lebih tahan terhadap lingkungan korosif dibandingkan dengan stainless 304. Stainless 316 lebih cocok untuk lingkungan air laut dan aplikasi di laut. Karena ketahanan yang lebih besar untuk oksidasi, melindungi dari korosi yang disebabkan oleh sulfur, belerang, klorida, asam cuka, asam formiat, dan asam tartarat, juga terhadap asam sulfat dan klorida alkali.
Penggunaan umum dari stainless steel tipe 316 adalah pada pembuatan dari pembuangan panas ganda, komponen tungku peleburan, komponen penukar panas, komponen mesin jet, peralatan farmasi dan fotografi, katup, pentil, keran, tabung, komponen pompa, peralatan pemrosesan zat kimia, tangki, evaporator, juga termasuk peralatan pemrosesan kain, kertas dan bubur kayu serta berbagai macam komponen yang terkena air pada lingkungan laut.
Stainless steel grade 316L adalah versi rendah karbon dari tipe 316. Karbon rendah yang terkandung didalam tipe 316L meminimalkan pengendapan karbit yang merusak sebagai hasil dari proses pengelasan. Sehingga tipe 316L digunakan ketika dibutuhkan pengelasan yang memerlukan ketahanan korosi maksimal.
Cara Memilih Grade Stainless Yang sesuai
Stainless 304 umumnya lebih murah dibanding dengan harga stainless 316. Stainless 304 merupakan pilihan yang cocok untuk aplikasi dapur termasuk peralatan memasak, panci, wajan dan sendok garpu. Ini cocok untuk penyimpanan cairan dan tank dan peralatan persiapan makanan. 304 juga digunakan dalam penukar panas, fasad bangunan, meliputi roda, klem selang, tekanan pembuluh dan aplikasi lainnya yang melibatkan lingkungan air tawar. Hal ini umumnya dianggap sebagai salah satu baja tahan karat austenitik paling banyak digunakan.Sesuai dengan urutan grade stainless non magnetik (tidak menempel magnet) stainless 316 > 304 > 201. Artinya grade 316 paling tidak menempel pada magnet dibanding dengan dua grade lainnya. Namun, stainless 304 yang di potong atau dibentuk, bisa menjadi sedikit magnetis. Tapi bukan berarti itu grade jelek. Asumsi di masyarakat bahwa stainless yang nempel magnet adalah stainless jelek sering digunakan oleh supplier nakal untuk menipu konsumen. Sering kali ketika membeli stainless 304, anda diberi grade 201 yang tidak magnetis. Padahal harga stainless 201 jauh lebih murah karena mengandung nickel lebih sedikit. Anda bisa mencoba menempelkan magnet ke baut yang terbuat dari grade 304, pasti akan terasa sedikit magnetis.
Meskipun biaya merupakan pertimbangan penting ketika memilih grade stainless yang sesuai, pastikan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan lingkungan di mana material stainless akan digunakan.
Incoming Search Terms: bagaimana cara membedakan apakah sy mendapatkan stainless 316 bukan 304?, jual plate stainless 316 lembaran di jakarta, plate stainless potongan, apakah hardox sama dengan stainless? mengapa stainless 201 murah? Mengapa stainless 316 lebih mahal harga nya?awas hati hati pelat stainless fake, cara menghindari agar stainless tidak buram, apa itu stainless steel mirror?apa itu stainless food grade,mengapa stainless tahan karat? murah mana stainless 316 apa 304? pelat stainless steel impor non china