- Duralumin, terdiri dari campuran Aluminium dan Tembaga (Seri 2xxx)
- Manal, terdiri dari campuran alumunium dan mangan (Seri 3xxx)
- Siluminal, terdiri dari campuran alumunium, tembaga dan silicon (Seri 4xxx)
- Magnal, terdiri dari campuran alumunium dan magnesium (Seri 5xxx)
- Duralium, sering juga disebut aluminium dural (Seri 7xxx) terdiri dari campuran alumunium, tembaga, mangan dan magnesium)
Duralumin, Alumunium Copper Alloy (seri 2xxx)
Paduan ini dapat di heat treatment terutama yang mengandung (2,5-5%) Cu. Dari seri ini yang terkenal seri 2017 dikenal dengan nama “duralimin” mengandung 4%Cu, 0,5%Mg, 0,5%Mn pada komposisi standard. Paduan ini Mg ditingkatkan pada komposisi standard dari Al, 4,5%Cu, 1,5%Mg, 0,5%Mn, dinamakan paduan 2024 yang bernama Duralumin Super. Paduan yang memiliki Cu mempunyai ketahanan korosi yang jelek, jadi apabila ketahanan korosi khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut pelat alkad. Paduan ini banyak digunakan untuk alat-alat yang bekerja pada temperatur tinggi misalnya pada piston dan silinder head motor bakar.
Alumunium Manganese Alloy, Manal (seri 3xxx)
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi ketahanan korosi dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan korosi. Dalam diagram fasa, Al-Mn yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah Al6Mn(25,3%). Sebenarnya paduan Al-1,2%Mn dan Al-1,2%Mn-1,0%Mg dinamakan paduan 3003 dan 3004 yang dipergunakan sebagai paduan tanpa perlakuan panas. Paduan dalam seri ini tidak dapat dikeraskan dengan heat treatment. Seri 3003 dengan 1,2%Mn mudah dibentuk, tahan korosi, dan (weldability) baik. Banyak digunakan untuk pipa dan tangki minyak.
Alumunium Silikon Alloy Siluminal (seri 4xxx)
Paduan Al-Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan yang sangat bagus, tanpa kegetasan panas, dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai tambahan, paduan ini memiliki ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang sangat kecil, dan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Karena memiliki kelebihan yang baik, paduan ini sangat banyak dipakai. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan. Sifat-sifat silumin sangat diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur paduan. Umumnya dilakukan paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5%Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin gamma dan yang hanya ditemper dinamakan silumin beta. Paduan yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa digunakan untuk torak motor. Koefisien pemuaian termal Si yang sangat rendah membuat koefisien termal paduannya juga rendah apabila ditambah Si lebih banyak. Telah dikembangkan paduan hypereutektik Al-Si sampai 29% Si untuk memperhalus butir primer Si. Proses penghalusan akan lebih efektif dengan penambahan P oleh paduan Cu-P atau penambahan fosfor klorida (PCl5) untuk mencapai presentasi 0,001%P, dapat tercapai penghalusan primer dan homogenisasi. Paduan Al-Si banyak dipakai sebagai elektroda untuk pengelasan yaitu terutama mengandung 5%Si. Paduan seri ini non heat treatable. Paduan seri 4032 yang mengandung 12,5%Si mudah ditempa dan memiliki koefisien muai panas sangat rendah digunakan untuk piston yang ditempa.
Alumunium Magnesium Alloy Magnal (seri 5xxx)
Dalam paduan biner Al-Mg satu fasa yang ada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah larutan padat yang merupakan senyawa antar logam Al3Mg2. Sel satuannya merupakan hexagonal susunan rapat (eph) tetapi ada juga yang sel satuannya kubus berpusat muka (fcc) rumit. Titik eutetiknya adalah 450ÂșC, 35%Mg dan batas kelarutan padatnya pada temperature eutektik adalah 17,4% yang menurun pada temperature biasa sampai kira-kira 1,9%Mg, jadi kemampuan penuaan dapat diharapkan. Paduan Al-Mg mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik disebut hidrinalium. Paduan dengan 2-3%Mg dapat mudah ditempa, dirol dan diekstrusi. Paduan Al-Mg umumnya non heat tretable. Seri 5052 dengan 2,5%Mg banyak digunakan untuk campuran minyak dan bahan bakar pesawat terbang. Seri 5052 biasa digunakan sebagai bahan tempaan. Paduan 5056 adalah paduan paling kuat setelah dikeraskan oleh pengerasan regangan apabila diperlakukan kekerasan tinggi. Paduan 5083 yang dianil adalah paduan antara (4,5%Mg) yang kuat dan mudah dilas sehingga banyak digunakan sebagai bahan untuk tangki LNG. Seri 5005 dengan 0,8%Mg banyak digunakan sebagai batang profil extrusi. Seri 5050 dengan 1,2%Mg dipakai sebagai pipa saluran minyak dan gas pada kendaraan.
Alumunium Magnesium Silikon Alloy (seri 6xxx)
Penambahan sedikit Mg pada Al akan menyebabkan pengerasan penuaan sangat jarang terjadi, namun apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat diperkeras dengan penuaan panas setelah perlakuan pelarutan. Hal ini dikarenakan senyawa M2Si berkelakuan sebagai komponen murni dan membuat keseimbangan dari sistem biner semu dengan Al. Paduan dalam sistem ini memiliki kekuatan yang lebih kecil dibanding paduan lainnya yang digunakan sebagai bahan tempaan, tetapi sangat liat, sangat baik kemampuan bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan sebagai tambahan dapat diperkuat dengan perlakuan panas setelah pengerjaan. Paduan 6063 banyak digunakan sebagai rangka konstruksi. Karena paduannya memiliki kekuatan yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran listrik maka dipergunakan untuk kabel tenaga. Dalam hal ini percampuran dengan Cu, Fe, dan Mn perlu dihindari karena unsur-unsur tersebut menyebabkan tahanan listrik menjadi tinggi. Magnesium dan Silikon membentuk senyawa Mg2Si (Magnesium Silisida) yang memberikan kekuatan tinggi pada paduan ini setelah proses heat treatment. Seri 6053, 6061, 6063 memiliki sifat tahan korosi sangat baik dari pada heat treatable aluminium lainnya. Penggunaan aluminium seri 6xxx banyak digunakan untuk piston motor dan silinder head motor bakar, part sepeda. dll
Duralium, Alumunium zink alloy (seri 7xxx)
Aluminium menyebabkan keseimbangan biner semu dengan senyawa antar logam MgZn2dan kelarutannya menurun apabila temperaturnya turun. Telah diketahui sejak lama bahwa paduan sistem ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaian setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sejak lama, tidak dipakai sebab mempunyai sifat patah getas oleh retakan korosi tegangan. Di Jepang pada permulaan tahun 1940, Iragashi dkk mengadakan studi dan berhasil dalam pengembangan suatu paduan dengan penambahan kira-kira 0,3%Mn atau Cr, dimana bitur Kristal padat diperhalus, dan mengubah bentuk presipitasi serta retakan korosi tegangan tidak terjadi. Pada saat itu paduan tersebut dinamakan ESD, Duralumin, superekstra. Selama perang dunia ke II, di Amerika Serikat dengan maksud yang hampir sama telah dikembangkan pula suatu paduan, yaitu suatu paduan yang terdiri dari Al-5, 5%Zn-2,5%Mn-1,5%Cu-0,3%Cr-0,2%Mn, sekarang dinamakan paduan 7075. Paduan ini mempunyai kekuatan tertinggi diantara paduan-paduan lainnya. Penggunaan paduan ini paling besar adalah untuk konstruksi pesawat udara. Di samping itu penggunaannya menjadi lebih penting sebagai bahan konstruksi.
Aluminum Standar Comparison
International
standard
|
Canada
|
France
|
Germany
|
UK
|
Italy
|
Japan
|
||||
USA
Spec.
|
ISO
|
Alcan
|
NF
|
DIN
1700
|
DIN17007
|
BS
|
UNI
|
JIS
|
||
1050A | Al99,5 | 1S | A-5 | Al99,5 | 3.0255 | 1B | P-AlP99,5 | |||
1070A | Al99,7 | 99.70 | A-7 | Al99,7 | 3.0275 | P-AlP99,7 | ||||
1080A | Al99,8 | 99.80 | A-8 | Al99,8 | 2.0285 | 1A | P-Al99,8 | |||
99.99 | A-99 | Al99,98 R | 3.0385 | 1 | ||||||
1200 | Al99 | 2S | A-4 | Al99 | 3.0205 | 1C | P-AlP99,0 | |||
2007 | A-U4Pb | AlCuMgPb | 3.1645 | |||||||
2011 | Al-Cu6BiPb | 28S | A-U5PbBi | AlCuBiPb | 3.1655 | FC1 | P-AlCu5,5PbBi | |||
2014 | Al-Cu4SiMg | A-U4SG | AlCuSiMn | 3.1255 | H15 | P-AlCu4,4SiMnMg | ||||
2017A | Al-Cu4Mg | 17S | A-U4G | AlCu2,5Mg0,5 | 3.1325 | H14 | P-AlCu4MgMn | A2017 | ||
2024 | Al-Cu4Mg1 | 24S | A-U4G1 | AlCuMg2 | 3.1355 | 2L97/98 | P-AlCu4,5MgMn | |||
2117 | Al-Cu2Mg | 16S | A-U2G | AlCu2,5Mg0,5 | 3.1305 | 2L69 | P-AlCu2,5MgSi | |||
3003 | Al-Mn1Cu | D3S | A-M1 | AlMnCu | 3.0517 | P-AlMn1,2Cu | ||||
3004 | 4S; D4S | A-M1G | AlMn1Mg1 | 3.0526 | P-AlMn1,2Mg | |||||
3005 | A-MG0,5 | AlMn1Mg0,5 | 3.0525 | |||||||
3103 | Al-Mn1 | 3S | AlMn1 | 3.0515 | N3 | P-AlMn1,2 | ||||
3105 | 4S; D4S | AlMn0,5Mg0,5 | 3.0505 | N31 | ||||||
5005A | Al-Mg1 | B57S | A-G0,6 | AlMg1 | 3.3315 | N41 | P-AlMg0,9 | |||
5049 | B4S | A-G2,5MC | AlMg2Mn0,8 | 3.3527 | ||||||
5050B | Al-Mg1,5 | A57S | A-G1,5 | AlMg1,5 | 3.3316 | P-AlMg1,5 | ||||
5052 | Al-Mg2,5 | 57S | AlMg2,5 | 3.3523 | P-AlMg2,5 | A5052 | ||||
5056A | Al-Mg5 | 56S; A56S | AlMg5 | 3.3355 | N6 | P-AlMg5 | A5056 | |||
5082 | Al-Mg4 | AlMg4,5 | 3.3345 | P-AlMg4,4 | ||||||
5083 | Al-Mg4,5Mn | D54S | A-G4,5MC | AlMg4,5Mn | 3.3547 | N8 | P-AlMg4,5 | |||
5086 | B54S | A-G4MC | AlMg4Mn | 3.3545 | (N5/6) | P-AlMg4,4 | ||||
5251 | Al-Mg2 | M57S | A-G2M | AlMg2Mn0,3 | 3.3525 | N4 | P-AlMg2Mn | |||
5454 | Al-Mg3Mn | B53S | A-G3MC | AlMg2,7Mn | 3.3537 | N51 | P-AlMg2,7Mn | |||
5754 | Al-Mg3 | 53S | A-G3M | AlMg3 | 3.3535 | (P-AlMg3,5) | ||||
6005A | A-SG0,5 | AlMgSi0,7 | 3.3210 | H10 | ||||||
6012 | A-SGPb | AlMgSiPb | 3.0615 | P-AlSiMgMn | ||||||
6060 | Al-MgSi | 50S | A-GS | AlMgSi0,5 | 3.3206 | H9 | P-AlMgSi | |||
6061 | Al-Mg1SiCu | 65S; CS5S | AlMg1SiCu | 3.3211 | H20 | P-AlMg1SiCu | ||||
6082 | Al-Si1Mg | B51S | A-SGM0,7 | AlMgSi1 | 3.2315 | H30 | P-AlMgSi | |||
7020 | D74S | A-Z5G | AlZn4,5Mg1 | 3.4345 | ||||||
7022 | 79S | A-Z4GU | AlZnMgCu0,5 | 3.4345 | ||||||
7075 | Al-Zn6MgCu | 75S | A-Z5GU | AlZnMgCu1,5 | 3.4365 | 2L95/96 | P-AlZn5,8MgCu | A7075 | ||
Aluminium Alloy ASTM Standards
B221 Specification for Aluminum and Aluminum-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire, Profiles, and TubesB316/B316M Specification for Aluminum and Aluminum-Alloy Rivet and Cold-Heading Wire and Rods
B557 Test Methods for Tension Testing Wrought and Cast Aluminum- and Magnesium-Alloy Products
B594 Practice for Ultrasonic Inspection of Aluminum-Alloy Wrought Products for Aerospace Applications
B660 Practices for Packaging/Packing of Aluminum and Magnesium Products
B666/B666M Practice for Identification Marking of Aluminum and Magnesium Products
B881 Terminology Relating to Aluminum- and Magnesium-Alloy Products
B918 Practice for Heat Treatment of Wrought Aluminum Alloys
ASTM B211-12, Standard Specification for Aluminum and Aluminum-Alloy Rolled or Cold Finished Bar, Rod, and Wire
E29 Practice for Using Significant Digits in Test Data to Determine Conformance with Specifications
E34 Test Methods for Chemical Analysis of Aluminum and Aluminum-Base Alloys
E290 Test Methods for Bend Testing of Material for Ductility
E527 Practice for Numbering Metals and Alloys in the Unified Numbering System (UNS)
E607 Test Method for Atomic Emission Spectrometric Analysis Aluminum Alloys by the Point to Plane Technique Nitrogen Atmosphere
E716 Practices for Sampling and Sample Preparation of Aluminum and Aluminum Alloys for Determination of Chemical Composition by Spectrochemical Analysis
E1004 Test Method for Determining Electrical Conductivity Using the Electromagnetic (Eddy-Current) Method
E1251 Test Method for Analysis of Aluminum and Aluminum Alloys by Spark Atomic Emission Spectrometry
G47 Test Method for Determining Susceptibility to Stress-Corrosion Cracking of 2XXX and 7XXX Aluminum Alloy Products
Adapun aluminium alloy yang sering digunakan pada pesawat terbang antara lain
Referensi:
www.astm.org/DATABASE.CART/HISTORICAL/B211-12.htm
aeroengineering.co.id/
- Aluminium 2024-T3,T42,T351, T81 : Untuk tegangan tarik yang tinggi, ketangguhan tinggi serta karakteristik perambatan retak yang baik. T42 memiliki kekuatan yang lebih rendah dari T3. Sedangkan T81 digunakan untuk temperatur tinggi
- Aluminium 2224-T3, 2324-T3 : memiliki kekuatan 8% lebih dari 2024-T3, ketangguhan dan ketahanan kelelahan lebih baik dari 2024-T3
- Aluminium 7075-T6, T651, T7351 : Memiliki kekuatan lebih tinggi dari 2024, ketangguhan lebih rendah, digunakan untuk tegangan tarik yang tidak memerlukan ketangguhan tinggi. Memiliki karakteristik korosi yang baik
- Aluminium 7079-T6 : Hampir sama dengan 7075, tetapi memiliki sifat potongan melintang yang lebih baik (>3in)
- Aluminium 7150-T6 : 11% lebih kuat dari 7075-T6, karakteristik kelelahan dan ketangguhan lebih baik dari 7075-T6
- Aluminium 7178-T6, T651 : Digunakan untuk beban tekan. Lebih kuat dari 7075, tapi tidak lebih tangguh.
- Aluminium-lithium : 10% lebih ringan dan kaku dari aluminium alloy konvensional
- PM aluminium : Lebih kuat, tangguh, tahan suhu tinggi serta tahan korosi dari aluminium alloy konvensional
Chemical Composition Aluminium Alloy
Alloy | Si | Fe | Cu | Mn | Mg | Cr | Ni | Zn | Ti | Bi | Pb | Sn | Other | Al | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Each | Total | ||||||||||||||
1100 | 0.95 Si + Fe | 0.05–0.20 | 0.05 | ... | ... | ... | 0.10 | ... | ... | ... | ... | 0.05 | 0.15 | 99.00 min | |
2011 | 0.40 | 0.7 | 5.0–6.0 | ... | ... | ... | ... | 0.30 | ... | 0.20–0.6 | 0.20–0.6 | ... | 0.05 | 0.15 | remainder |
2014 | 0.50–1.2 | 0.7 | 3.9–5.0 | 0.40–1.2 | 0.20–0.8 | 0.10 | ... | 0.25 | ... | ... | ... | 0.15 | 0.05 | 0.15 | remainder |
2017 | 0.20–0.8 | 0.7 | 3.5–4.5 | 0.40–1.0 | 0.40–0.8 | 0.10 | ... | 0.25 | ... | ... | ... | 0.15 | 0.05 | 0.15 | remainder |
2024 | 0.50 | 0.50 | 3.8–4.9 | 0.30–0.9 | 1.2–1.8 | 0.10 | ... | 0.25 | ... | ... | ... | 0.15 | 0.05 | 0.15 | remainder |
2219 | 0.20 | 0.30 | 5.8–6.8 | 0.20–0.40 | 0.02 | ... | ... | 0.10 | ... | ... | ... | 0.02–0.10 | 0.05 | 0.15 | remainder |
3003 | 0.6 | 0.7 | 0.05–0.20 | 1.0–1.5 | ... | ... | ... | 0.10 | ... | ... | ... | ... | 0.05 | 0.15 | remainder |
4032 | 11.0–13.5 | 1.0 | 0.50–1.3 | ... | 0.8–1.3 | 0.10 | 0.5–1.3 | 0.25 | ... | ... | ... | ... | 0.05 | 0.15 | remainder |
5052 | 0.25 | 0.40 | 0.10 | 0.10 | 2.2–2.8 | 0.15–0.35 | ... | 0.10 | ... | ... | ... | ... | 0.05 | 0.15 | remainder |
5056 | 0.30 | 0.40 | 0.10 | 0.05–0.20 | 4.5–5.6 | 0.05–0.20 | ... | 0.10 | ... | ... | ... | ... | 0.05 | 0.15 | remainder |
5154 | 0.25 | 0.40 | 0.10 | 0.10 | 3.1–3.9 | 0.15–0.35 | ... | 0.20 | ... | ... | ... | 0.20 | 0.05 | 0.15 | remainder |
6013 | 0.6–1.0 | 0.50 | 0.6–1.1 | 0.20–0.8 | 0.8–1.2 | 0.10 | ... | 0.25 | 0.10 | ... | ... | ... | 0.05 | 0.15 | remainder |
6020 | 0.40–0.9 | 0.50 | 0.30–0.9 | 0.35 | 0.6–1.2 | 0.15 | ... | 0.20 | 0.15 | ... | 0.05 | 0.9–1.5 | 0.05 | 0.15 | remainder |
6061 | 0.40–0.8 | 0.7 | 0.15–0.40 | 0.15 | 0.8–1.2 | 0.04–0.35 | ... | 0.25 | ... | ... | ... | 0.15 | 0.05 | 0.15 | remainder |
6110 | 0.7–1.5 | 0.8 | 0.20–0.7 | 0.20–0.7 | 0.50–1.1 | 0.04–0.25 | ... | 0.30 | ... | ... | ... | 0.15 | 0.05 | 0.15 | remainder |
6262 | 0.40–0.8 | 0.7 | 0.15–0.40 | 0.15 | 0.8–1.2 | 0.04–0.14 | ... | 0.25 | ... | 0.40–0.7 | 0.40–0.7 | 0.15 | 0.05 | 0.15 | remainder |
7075 | 0.40 | 0.50 | 1.2–2.0 | 0.30 | 2.1–2.9 | 0.18–0.28 | ... | 5.1–6.1 | ... | ... | ... | 0.20 | 0.05 | 0.15 | remainder |
Aplikasi
Sayap pesawat, body pesawat, rangka pesawat dan bidang kedirgantaraan,Referensi:
www.astm.org/DATABASE.CART/HISTORICAL/B211-12.htm
aeroengineering.co.id/
Incoming Search Terms: jual plate dural, plate material aluminum 6061, Aluminum plate 5083, harga plate aluminum terbaru, properties aluminium, material aluminium plate, plate 6061 aluminium plate, jual aluminum plate 5052, harga aluminum as padat, material aluminum roundbar, properties aluminum 6061, equivalent astm b221, material aluminum magnesium alloy, jual aluminum plate di bekasi, harga plat aluminum lembaran, plat aluminum alloy 5052, aluminum marine grade dijual, tensile strenght aluminum,din 3.3523 equvalent grade,equivalent grade din 3547 in jis,aluminum specification pdf,aluminum din 4365 specification, 3211 aluminum properties