Meski kurang dikenal, vanadium adalah logam yang sangat bernilai di industri manufaktur. Sifatnya yang tahan air, tangguh, dan tahan korosi, membuat logam ini disukai.
Logam ini ditemukan dua kali. Pertama pada 1801, Andres Manuel del Rio, seorang profesor mineralogi di Meksiko, menemukan spesimen vanadite, yang dinamainya erythronium.
Dia mengirimkan sampel bersama surat berisi metodenya ke Institut de France untuk diperiksa dan dikonfirmasi. Tapi suratnya hilang bersama kapal yang tenggelam.
Kemudian pada 1830, vanadium ditemukan oleh ahli kimia Swedia bernama Nils Gabriel Sefstrom, saat menganalisis sampel besi dari sebuah tambang di Swedia. Karena kecantikannya, Sefstrom menamai logam itu vanadium berdasarkan nama dewi Vanadis yang berhubungan dengan kecantikan dan kesuburan.
Sebetulnya logam macam apakah vanadium itu? Logam ini termasuk kekerasannya tingkat menengah. Dia jarang ada sebagai unsur bebas di alam.
Vanadium bisa ditemukan pada sekitar 65 mineral yang berbeda, seperti magnetit, vanadinin, karnotit, dan patronit. Dia juga bisa ditemukan di batuan fosfat dan beberapa minyak mentah.
Untuk mendapatkannya, ore dipanaskan dengan tambahan karbon dan klorin untuk menghasilkan vanadium triklorida, yang kemudian dipanaskan dengan magnesium pada sebuah atmosfer argon.
Titik cairnya adalah 1.910 derajat Celcius. Sedang titik didihnya adalah 3.407 derajat Celcius. Ia memiliki berat atom 50,9414, dengan simbol atom V dan nomor atom 23.
Sebanyak 98 persen bijih vanadium ditambang dari Afrika Selatan, Rusia, dan China.
Vanadium membentuk 150 parts per million (ppm) inti bumi dan 0,019 persen kerak Bumi, menurut PeriodicTable.com. Jumlah kosmik vanadium di alam semesta sekitar 0,0001 persen. Vanadium dapat dideteksi secara spektroskopi di sinar matahari dan kadang-kadang di bawah cahaya bintang lainnya.
Referensi:
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/