JFE Steel Bangun Pabrik Baru di Indonesia


JFE Steel, perusahaan baja Jepang yang baru berdiri pada 2003, siap berekspansi ke Indonesia dengan mendirikan pabrik baru berbasis hilir baja senilai Rp3,5 triliun.

JFE Steel yang kini tumbuh menjadi perusahaan baja terbesar kesembilan di dunia tersebut mengaku sedang memproses izin dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sehingga proses ground breaking segera dilakukan pada 2013.

“Benar. JFE akan mendirikan pabrik hilir baja di Indonesia untuk mendukung industri perakitan otomotif. Mereka berencana ground breaking pada tahun depan,” tutur Husen Maulana, Direktur Pusat Promosi Investasi Indonesia kepada Bisnis, Sabtu (22/9/2012).

Informasi tersebut disampaikan Husen bersamaan dengan kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam rangka mencari peluang kerja sama di bidang ekonomi kreatif berbasis animasi, game, film dan seni pertunjukan dengan pemerintah dan para pebisnis sektor kreatif di Jepang pada 20 – 22 September 2012.

Husein mengatakan JFE telah mendapatkan lahan seluas 15 hektare di Kawasan Industri MM2100, Bekasi, Jawa Barat. Adapun, rencana awal produksi komersial perusahaan tersebut akan berlangsung mulai 2014.

JFE, ungkapnya, akan memproduksi galvanized steel yaitu baja yang digunakan untuk struktur rangka otomotif. Dia menilai pertumbuhan industri mobil di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat di Asia Tenggara.

Namun, industri otomotif belum terintegrasi secara baik dari hulu ke hilir terutama untuk bahan baku yang dipasok ke industri perakitannya. Selama ini, lanjutnya, kebutuhan galvanized steel untuk otomotif diimpor seluruhnya oleh Indonesia..

“Kita butuh alur industri otomotif yang terintegrasi lengkap agar nilai tambah yang dihasilkan lebih kompetitif dan bernilai tambah tinggi. Untuk itulah JFE sangat tertarik berinvestasi di Indonesia,” terangnya.

Namun, dia belum bisa memaparkan total kapasitas produksi JFE. Dia hanya berharap adanya investasi baru di sektor hilir baja tersebut, impor galvanized steel Indonesia akan berkurang signifikan. “Total tenaga kerja langsung yang terserap mencapai sekitar 300 orang,” jelasnya.

Sumber: Bisnis

Related News: