PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengatakan sedang mengkaji tawaran kerja sama dari empat investor asing dalam rangka hilirisasi nikel menjadi feronikel dan stainless steel.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan tiga dari empat calon investor tersebut berasal dari China, sementara satu investor berasal dari Filipina.
BACA JUGA:
"Investor tersebut bukan hanya membangun pabrik stainless steel tetapi juga akan menjadi mitra dalam penjualan hasil feronikel dan stainlees steel," ujarnya di sela-sela buka puasa bersama Menteri BUMN, Direksi BUMN Tambang dan Media, Jumat (18/5/2018).
Menurutnya, investor yang akan digandeng akan diputuskan pada bulan depan atau Juni 2018. Antam bersama investor tersebut akan membangun pabrik feronikel di Sorong, Papua, sementara pabrik stainless steel di Sulawesi dan Maluku Utara.
Khusus untuk stainless steel, dia mengatakan tidak bisa mengandalkan pasar domestik karena kebutuhannya hanya sekitar 100.000 ton. Adapun pabrik stainless steel yang akan dibangun memiliki kapasitas 500.000 sampai 1 juta ton.
Saat ini Antam telah memiliki tambang nikel yang berlokasi di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Kemudian di Tanjung Buli, Pulau Pakal dan Mornopo yang ketiganya berada di Halmahera Timur. Tambang Nikel lainnya berada di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat.
Pada triwulan I-2018, produksi biji nikel Antam mencapai 2.110 wmt atau 37,87% dibandingkan dengan produksi sepanjang 2017 yang mencapai 5.572 wmt. Adapun produksi feronikel pada triwulan I-2018 mencapai 6.087 TNi atau 27,97% dari produksi sepanjang 2017 mencapai 21.762 TNi.
Sumber: CNBC Indonesia
Sumber: CNBC Indonesia