• Hardox, Bisalloy, Creusabro, XAR, Quard Sumihard, Fora, Raex,JFE Everhard
  • Plat Boiler,A283Gr.C,SS400,Plat Kapal,A36,BKI,SM490,S355J
  • 3Cr12,210,304/304L,AISI 310,316/316L,403, 410,430,Durinox
  • AISI 1045,AISI 4140,AISI 4340,SCM415,SCM435,SCM440,DIN 42CrMo4,DIN 34NiCrMo6,
  • S45C,S50C,VCL140,VCN150,ASSAB,Bohler, Thyssenkrupp
  • SKD11, SKD61, SKS3, SKT4, HSS, Tungsteen Carbide
  • H-Beam,I-Beam,WF Beam,UNP,C-Channel,Besi Siku,King Cross, T-Section
  • Toko Besi,Jual Besi Baja,harga Plat dan RounBar

Share This

Pabrik Besi Baja Merupakan Mother Industry


Besi dan baja sangat memegang peranan penting se­bagai material rekayasa dalam peradaban kemajuan ma­n­usia. Hampir semua sektor kehidupan manusia di­jumpai besi dan baja seperti jembatan, baja beton un­tuk rumah, bodi mobil, peralatan rumah tangga, ke­reta api, kapal laut, konstruksi pabrik dan lain se­bagainya. Besi dan baja masih merupakan material yang paling banyak digunakan dalam berbagai pro­ses manufaktur.

Walaupun beberapa komponen industri manufaktur telah memperlihatkan tren kenaikan jenis material substitusi lainnya seperti paduan aluminium atau material nonlogam, banyak komponen atau produk yang tidak dapat menggantikan besi baja sebagai komponen utama. Pada kulit bumi jumlah cadangan bijih besi yang melimpah, mudahnya mendaur ulang besi baja untuk dibuat komponen baru, serta sifat baja yang dapat dibuat baik melalui pemaduan serta perlakuan panas, membuat material ini sangat menarik untuk terus dikembangkan serta dipergunakan dalam bidang keteknikan.

Secara umum proses pembuatan besi baja dunia masih didominasi oleh jalur tanur tinggi (Secara teknologi jalur ini sudah sangat mapan), serta jalur peleburan scrap/ besi-baja bekas pada tanur busur listrik (Pemanfaatan besi-baja yang sudah habis masa pa­kainya). Kedua jalur ini men­do­minasi lebih dari 90 persen pro­duksi besi-baja di dunia. Pembuatan baja melalui jalur re­duksi langsung digunakan pada ne­gara-negara penghasil gas bu­mi, di mana produk dari proses re­duksi langsung ini berupa besi spons (Sponge iron) seperti yang ada pada pabrik besi dan baja di Krakatau Steel. Tetapi besi spons atau pig iron yang akan digu­nakan sebagai bahan baku pem­buatan besi-baja ini 80 per­sen masih di impor dari luar ne­geri, dikarenakan hanya PT Kra­katau Steel satu-satunya pe­rusahaan yang dapat mengo­lah bijih besi men­jadi besi kasar. Dengan ada­nya Undang-Undang Miner­ba (Mineral dan Tam­bang) yang baru, maka para pelaku bisnis per­tambangan tidak lagi dapat menjual barang tambang dalam bentuk mineral  atau bahan galian, tetapi harus terlebih dahulu diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

Menurut data Departemen ESDM, bumi Indonesia memi­li­k­i kandungan bijih besi tak ku­rang dari 320,43 juta ton. Te­tapi de­p­osit yang sangat besar ini ma­sih berada di tempatnya dan be­lum bisa dimanfaatkan secara op­timal, karena membutuhkan in­vestasi besar. PT Krakatau Steel diharapkan dapat secepat mung­kin mengoptimalkan pe­man­­­faatan sumber bijih besi di Ka­­l­­imantan Selatan untuk me­ngu­­rangi ketergantungan im­por de­ngan meningkatkan produksi baja. Untuk itu, pabrik pengo­la­han bijih besi menjadi baja se­te­ngah jadi (Sponge iron) milik PT Me­ratus Jaya Steel and Iron, akan ber­operasi pada Agustus nan­ti. Pe­­r­usahaan ini meru­pa­kan patu­ngan antara PT An­e­ka Tambang (An­tam), Tbk dan PT Kra­katau Steel, Tbk. Selan­jut­nya, Kali­man­tan dipro­yeksi­kan akan dija­dikan pusat industri baja nasional, sebuah ambisi se­kaligus cita-cita besar yang patut di­dukung.

Tetapi langkah ini belum mu­lus. Studi kelayakan bisnis yang dilakukan PT Krakatau Steel dan PT Antam ini menga­la­mi hambatan, karena BUMN baja ini menghadapi kendala dari sekelompok pemilik kuasa la­­han pertambangan yang men­ja­di pemilik izin kuasa pe­nam­bangan (KP) dari peme­rintah dae­rah setempat. Sebaiknya, per­soalan sektoral ini bisa lebih cepat diatasi, melalui political will pemerintah dalam mem­per­kuat struktur industri nasio­nal, melalui pengembangan sektor baja secara serius.

Industri baja merupakan mother industry yang menjadi tum­puan sekaligus menentukan ke­kuatan struktur industri di sua­tu negara. Dengan bekal depo­sit bijih besi 320,43 juta ton, In­donesia dapat berpotensi men­jadi pemain baja yang diper­hi­tungkan dalam lingkup global, ka­rena memiliki keunggulan pe­milikan bahan baku. Kebija­kan dan arah pengem­bangan yang tep­at akan memungkinkan pe­man­faatan keunggulan tersebut bagi kepentingan nasional mela­lui penguatan industri baja. Sete­lah Kalimantan, ternyata Suma­tera Barat juga memiliki potensi tambang bijih besi yang cukup besar, sehingga beberapa pelaku bisnis tambang dan perusahaan yang mengolah bijih besi men­jadi besi dan baja melirik Su­matera Barat untuk investasi.

Untuk menindaklanjuti ke­mung­k­inan Sumbar memiliki in­dustri yang mengolah bijih besi menjadi besi spons (Spo­ngei­ron) atau pig iron, beberapa dosen Teknik Universitas An­dalas (termasuk penulis) dengan para pejabat daerah Solok Sela­tan, serta manajemen BUMD So­lok Selatan mengadakan per­te­muan dengan pemilik pa­brik baja Gunung Garuda Group ber­tempat di Departemen Per­in­dustrian. Sebagai per­usahaan b­aja kedua terbesar setelah PT Krakatau Steel, Gunung Garuda Group, ternyata beberapa tahun be­lakangan ini telah ke Sumbar un­tuk menjajaki kemungkinan in­vestasi pabrik pengolahan bi­jih besi. Kendalanya ternyata pi­hak investor tidak menda­patkan da­ta yang valid dan up to date ten­tang potensi bijih besi di Sum­bar, sehingga rencana in­ves­tasi belum terlaksana, ka­rena nilai investasi pengolahan bijih besi ini cukup besar (kurang le­bih USD 150 juta) dengan te­naga kerja sampai dengan 1.500 orang.

Kendala jarak tempuh dari lokasi tambang ke pelabuhan (transportasi), infrastruktur, ser­ta status lahan juga me­rupakan hal yang mesti dipas­tikan tidak akan menjadi kendala. Masalah lis­trik mungkin tidak akan men­ja­di masalah karena Solok Sela­tan memiliki potensi energi panas bumi dan air yang cukup besar. Karena itu, pihak Gunung Ga­ruda sementara ini akan mem­prioritaskan investasi pa­brik pengolahan bijih besinya di Sumatera Utara dan Kalimantan dengan mendirikan blast furnace (tanur tinggi) untuk me­ngol­ah bijih besi menjadi piq iron, tetapi investasi di Sumbar tetap akan menjadi perhatian pi­hak Gunung Garuda Group. Se­lain itu, salah satu perusahaan ba­ja yang cukup besar dari China te­lah lebih dahulu melakukan in­v­estasi pengolahan bijih besi di Pa­dang yaitu, PT Gainet Inter­national Indonesia. Didirikan PT Gainet International Indonesia untuk mengolah mineral bijih besi menjadi barang setengah jadi (Masih tahap proses crushing dan magnetic separator/belum sampai menghasilkan pig iron) dan produk hasil pengo­la­han bijih besi tersebut diekspor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik baja di China.

Tetapi dari hasil diskusi pe­nu­lis dengan pihak PT Gainet, ter­nyata perusahaan baja asal China ini juga akan bersiap untuk me­lanjutkan investasi pengo­la­han lanjut bijih besi dengan men­di­rikan blast furnace untuk meng­­hasilkan pig iron yang akan men­jadi bahan baku pabrik besi baja. Diskusi juga menghasilkan bahwa nanti­nya pabrik ini akan mem­peker­ja­­kan tenaga lokal, dan ini tentu­nya peluang untuk per­g­u­ruan ting­­gi di Sumbar un­tuk mem­per­­siap­kan tenaga kerja ter­se­but. Dan untuk diketa­hui, in­ves­tasi pengo­lahan bijih besi juga da­­pat diikuti investasi pe­ngo­­la­han batu bara menjadi ko­kas dan batu kapur (Lime stone) yang dibu­tuhkan untuk pabrik be­­si kasar ( Pig iron). Kokas me­­­ru­pakan residu kar­bon padat yang dapat diha­sil­kan dari batu ba­ra kualitas tinggi jenis bitumen, yang akan digu­nakan seba­g­ai bahan bakar dan batu kapur un­tuk mengikat terak pada pe­ngo­lahan bijih besi.

Akhir tulisan ini, penulis ingin menyampaikan agar pe­me­­rintah dae­r­ah melalui Dinas Per­­tam­bangan segera mem­va­lidasi data mineral tam­bang ter­masuk bijih besi, kepastian hu­kum, per­izi­nan/regulasi un­tuk kenya­ma­nan/keamanan investor, me­mastikan status lahan tam­bang, in­frastuktur, skema/mo­del kerja sa­ma antara investor dengan pi­hak pemerintah dan masya­rakat, dan tentunya yang tidak kalah pen­ting keter­li­b­atan para aka­demisi di per­gu­ruan tinggi.

(*) Sumber: Padang Ekspres Related News:

Produk Terkait:

Tags:
  • #toko besi terdekat, Jual plat Hardox,jual plat abrex 500,plate 253MA stainless, harga Plat 3cr12,plat Everhard C-400,XAR wear plate,quard plate, Jual plate raex 400, Creusabro 8000, plate weldox, Harga Baja, #jual stainless steel 304/L, as stainless 316, plat stainless 310s, sf003 steel plate,Jual plat A283 Gr.C bekasi,harga plat A516 Gr.70, stainless 410s Durinox,Jual Steel Pipe, distributor baja KS, GRP, dual plate,jual steel holo, harga steel roundbar terbaru, ASTM A572 grade 50, daftar harga stainless 2023,jual besi kotak,Aluminium plate 7075, material baja preharden,material stavax, jual vcn steel, Harga besi holo,inp,wf, unp,cnp,,H-beam,besi beton,Steel AISI 4340, harga Plate Boiler A387 Gr.22,jual valve dan flange,plat Kapal SS400,A36, BKI plate,SPCC SD, SPHC,Plat S355JR steel, harga plate sm490 YA, ABS, abrasion,Marine plate, plate Corten, Sumihard,Offshore plates,plat bisalloy,